REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Simon Santoso membuktikan jika ia
telah kembali dan dapat diperhitungkan dalam dunia bulutangkis. Pada
pertandingan final di turnamen Singapore Super Series (SS), Simon
mengalahkan pebulutangkis peringkat 1 dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei
dengan 2 gim langsung.
Memainkan pertandingan dengan rally, Simon meladeni pukulan-pukulan cantik dari Lee Chong Wei di awal gim pertama. Simon unggul lebih dulu dengan 2-0. Kemudian Lee Chong Wei dapat menyamakan perolehan poin menjadi 2-2 dan 4-4.
Pukulan netting tipis di bibir net yang menjadi andalan Simon, tampaknya merepotkan pertahanan Lee. Simon unggul 11-8 di awal paruh gim pertama. Perolehan poin Simon terus melejit dengan terus menyerang pertahanan Lee.
Rally yang diakhiri dengan bola tanggung dari Lee, langsung di-smash Simon. Gim pertama berakhir dengan keunggulan Simon dengan 21-15. Di gim pertama ini pula, Simon unggul dalam pukulan smash winner sebanyak 8 kali, sedangkan Lee hanya 5 kali smash winner.
Pada gim kedua, Simon terus memimpin perolehan poin. Lee juga kerap membuat kesalahan seperti beberapa kali netting silangnya malah menyangkut di net. Simon unggul dari 8-2, 10-4 dan 11-4 di awal paruh gim kedua.
Saat poin berada di posisi 12-4 dengan keunggulan Simon, Lee berupaya melepaskan diri dari tekanan Simon. Lee mencoba merubah strategi dengan main cepat dan tidak meladeni rally yang ditunjukkan Simon. Lee pun menghasilkan 6 straight point dan memperkecil ketertinggalannya menjadi 12-10.
Simon tidak membiarkan Lee untuk mengembangkan permainannya. Simon terus melempar bola-bola lamban dan kemudian berbalik menyerang Lee dan sukses menghasilkan poin. Tidak tanggung-tanggung, Simon menghasilkan 9 straight point dan menutup gim kedua dengan 21-10. Lagi-lagi Simon menang smash winner di gim kedua dengan 9 kali, sedangkan Lee hanya 5 kali.
Dengan kemenangan ini, Simon memperkecil rekor pertemuannya menjadi 2-9 dengan keunggulan Lee. Sebelumnya kemenangan tunggal Simon terhadap Lee hanya terjadi di Japan SS 2009. Pada 9 kali pertemuan lainnya, Simon kalah dari Lee seperti di Indonesia SS 2007 hingga pertemuan terakhir mereka di Japan SS 2012. Simon juga mempertahankan gelar yang diraih Indonesia pada Singapore SS 2013 yang diraih Tommy Sugiarto.
Kemenangan ini, tentu saja menjadi sangat istimewa bagi Simon. Pasalnya pada turnamen ini, Simon yang berperingkat 52 dunia, harus merangkak dari babak kualifikasi dan berhasil menyingkirkan lawan-lawannya yang merupakan pemain unggulan. Seperti unggulan 5 dari Cina, Du Pengyu yang dikalahkan Simon di semifinal.
Selain itu, kemenangan ini juga menjadi ajang pembuktian Simon untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dalam hasil evaluasi PBSI akhir 2013 lalu, Simon menjadi salah satu pemain yang dikeluarkan dari Pelatnas karena dianggap sudah tidak berprestasi lagi. Sebelumnya Simon memang berkutat pada cederanya yang membuatnya terlempar dari 10 ranking dunia.
Sementara itu, dalam pertandingan All Indonesian Final di sektor ganda campuran, unggulan 1 Tontowi Ahmad/Liliyana 'Butet' Natsir mengalahkan rekan senegaranya unggulan 8, Riky Widianto/Puspita Richi Dili dengan 21-15 dan 22-20. Bagi Butet, kemenangan ini menjadi yang keenam kalinya dengan pasangan yang berbeda. Berpasangan dengan Nova Widianto, Butet menjadi juara Singapore SS 2004, 2006 dan 2008. Sedangkan bersama Towi, Butet menjadi juara di turnamen ini pada 2011,2013 dan 2014.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/olahraga/raket/14/04/13/n3yusr-wow-kalahkan-juara-dunia-simon-santoso-juara
Memainkan pertandingan dengan rally, Simon meladeni pukulan-pukulan cantik dari Lee Chong Wei di awal gim pertama. Simon unggul lebih dulu dengan 2-0. Kemudian Lee Chong Wei dapat menyamakan perolehan poin menjadi 2-2 dan 4-4.
Pukulan netting tipis di bibir net yang menjadi andalan Simon, tampaknya merepotkan pertahanan Lee. Simon unggul 11-8 di awal paruh gim pertama. Perolehan poin Simon terus melejit dengan terus menyerang pertahanan Lee.
Rally yang diakhiri dengan bola tanggung dari Lee, langsung di-smash Simon. Gim pertama berakhir dengan keunggulan Simon dengan 21-15. Di gim pertama ini pula, Simon unggul dalam pukulan smash winner sebanyak 8 kali, sedangkan Lee hanya 5 kali smash winner.
Pada gim kedua, Simon terus memimpin perolehan poin. Lee juga kerap membuat kesalahan seperti beberapa kali netting silangnya malah menyangkut di net. Simon unggul dari 8-2, 10-4 dan 11-4 di awal paruh gim kedua.
Saat poin berada di posisi 12-4 dengan keunggulan Simon, Lee berupaya melepaskan diri dari tekanan Simon. Lee mencoba merubah strategi dengan main cepat dan tidak meladeni rally yang ditunjukkan Simon. Lee pun menghasilkan 6 straight point dan memperkecil ketertinggalannya menjadi 12-10.
Simon tidak membiarkan Lee untuk mengembangkan permainannya. Simon terus melempar bola-bola lamban dan kemudian berbalik menyerang Lee dan sukses menghasilkan poin. Tidak tanggung-tanggung, Simon menghasilkan 9 straight point dan menutup gim kedua dengan 21-10. Lagi-lagi Simon menang smash winner di gim kedua dengan 9 kali, sedangkan Lee hanya 5 kali.
Dengan kemenangan ini, Simon memperkecil rekor pertemuannya menjadi 2-9 dengan keunggulan Lee. Sebelumnya kemenangan tunggal Simon terhadap Lee hanya terjadi di Japan SS 2009. Pada 9 kali pertemuan lainnya, Simon kalah dari Lee seperti di Indonesia SS 2007 hingga pertemuan terakhir mereka di Japan SS 2012. Simon juga mempertahankan gelar yang diraih Indonesia pada Singapore SS 2013 yang diraih Tommy Sugiarto.
Kemenangan ini, tentu saja menjadi sangat istimewa bagi Simon. Pasalnya pada turnamen ini, Simon yang berperingkat 52 dunia, harus merangkak dari babak kualifikasi dan berhasil menyingkirkan lawan-lawannya yang merupakan pemain unggulan. Seperti unggulan 5 dari Cina, Du Pengyu yang dikalahkan Simon di semifinal.
Selain itu, kemenangan ini juga menjadi ajang pembuktian Simon untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dalam hasil evaluasi PBSI akhir 2013 lalu, Simon menjadi salah satu pemain yang dikeluarkan dari Pelatnas karena dianggap sudah tidak berprestasi lagi. Sebelumnya Simon memang berkutat pada cederanya yang membuatnya terlempar dari 10 ranking dunia.
Sementara itu, dalam pertandingan All Indonesian Final di sektor ganda campuran, unggulan 1 Tontowi Ahmad/Liliyana 'Butet' Natsir mengalahkan rekan senegaranya unggulan 8, Riky Widianto/Puspita Richi Dili dengan 21-15 dan 22-20. Bagi Butet, kemenangan ini menjadi yang keenam kalinya dengan pasangan yang berbeda. Berpasangan dengan Nova Widianto, Butet menjadi juara Singapore SS 2004, 2006 dan 2008. Sedangkan bersama Towi, Butet menjadi juara di turnamen ini pada 2011,2013 dan 2014.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/olahraga/raket/14/04/13/n3yusr-wow-kalahkan-juara-dunia-simon-santoso-juara
No comments:
Post a Comment